Kamis, 15 September 2016

AT HOREB'S MOUNTAIN

BAHAN BACAAN : 1 RAJA-RAJA 19:1-18

Tujuan pengajaran :
  1. Memberitahukan kepada ASM kisah nabi Elia di atas gunung Horeb setelah bertanding dengan para nabi palsu sebelumnya di gunung Karmel.
  2. Mengajarkan kepada ASM bahwa dalam keputusasaan dan rasa tertekan yang dialami oleh anak2Nya, Tuhan tidak pernah membiarkan mereka. Ia selalu menyertai, memberikan kekuatan yang dibutuhkan apakah itu berupa materi seperti makanan, minuman, pakaian dan lain sebagainya maupun berupa firman yang diucapkanNya. 
  3. Mendorong ASM selalu mempercayakan diri kepada Tuhan dalam situasi apapun. Tuhan akan memelihara anak2Nya dan Ia akan menunjukkan kuasaNya atas mereka.
Penjabaran Materi:
  1. Nabi Elia sedang berada dalam sebuah pelarian. Ia dihinggapi perasaan takut atas ancaman yang dikeluarkan oleh ratu Izebel, permaisuri raja Ahab yang berkuasa di Israel saat itu. Rupa-rupanya Ahab telah menceritakan kepada Izebel, apa yang telah dilakukan oleh nabi Elia, yakni membinasakan 450 orang nabi Baal yang kalah bertarung dengan Elia diatas gunung Karmel.
  2. Ratu Izebel tidak terima apa yang telah dilakukan oleh nabi Elia. Ia mengirimkan ancaman melalui seorang utusan, sehingga nabi Elia menjadi sangat takut dan melarikan diri. Dalam pelarian itu, nabi Elia menjadi sangat putus asa. Ia menderita kelaparan dan kehausan sehingga memutuskan utk berhenti dan membaringkan diri di bawah sebuah pohon arar. Tiba-tiba, tengah berbaring seperti itu, seorang malaikat Tuhan datang kepada nabi Elia. Malaikat tersebut memyuruhnya untuk bangun, makan dan minum. Rupa-rupanya, malaikat tersebut telah menyiapkan makanan untuk Elia berupa minuman dalam sebuah kendi dan roti bakar. Hingga dua kali malaikat Tuhan melakukan hal yang sama kepada Elia. Setelah itu malaikat tersebut menyuruh nabi Elia pergi ke gunung Horeb.
  3. Di atas gunung Horeb, nabi Elia masuk ke dalam sebuah gua. Tiba2 Tuhan datang dan berbicara kepada nabi Elia. Ia bertanya apa yang sedang dilakukan Elia. Elia menjawab bahwa ia sungguh merasa takut dan sangat putus asa karena diantara begitu banyak nabi Tuhan yang ada di Israel tinggal dia sendiri yg masih hidup.  Sedang berbicara seperti itu, Tuhan pun menyuruh nabi Elia untuk keluar dari dalam gua dan berdiri menghadap Dia di atas gunung. Setelah memberikan perintah tersebut, Tuhanpun  lalu. Namun tidak lama kemudian, nabi Elia menyaksikan datangnya angin besar dan kuat, gempa bumi yang dahsyat dan api yang menyambar. Nabi Elia memanggil-manggil nama Tuhan, namun tidak terdengar Tuhan menjawab. Hingga terakhir, nabi Elia merasakan ada hembusan angin yang bertiup sepoi-sepoi basa. Saat itulah, Elia keluar dan berdiri di pintu gua. Suara Tuhan kembali didengar oleh Elia, menanyakan pertanyaan yang sama. Elia pun kembali memberikan jawaban yang sama seperti jawaban sebelumnya.
  4. Menanggapi nabi Elia, Tuhan memberi sebuah perintah kepadanya. Perintah tersebut diiringi sebuah pemberitahuan bahwa sesungguhnya di tanah Israel masih banyak orang yang tetap setia kepada Tuhan dan tidak pernah sujud menyembah kepada Baal. Tuhan akan meluputkan mereka sebagaimana Ia meluputkan Elia.

Aplikasi:
  1. Seringkali anak-anak Tuhan mengalami keadaan takut, tertekan yang kemudian menimbulkan perasan gelisah dan putus asa. Rasa seolah-olah enggan dan malas melakukan sesuatu karena menganggap hal tersebut tidak akan membawa perubahan apa-apa diakibatkan masalah sudah begitu besar dan rumit. Akan tetapi, sesungguhnya saat-saat seperti itu, merupakan saat di mana anak-anak Tuhan semestinya percaya bahwa Tuhan selalu ada bersama-sama dengan mereka. Tuhan sedang ingin melakukan sesuatu melalui mereka. Oleh sebab itu mereka harus bisa memberi diri untuk percaya dan membiarkan Tuhan bekerja sesuai rencana dan kehendakNya.

Rabu, 07 September 2016

KEEP YOUR EYES ON THE ONE WHO WALKS ON WATER

BAHAN BACAAN : YOHANES 6:16-21

Tujuan pengajaran :
  1. Memberitahukan kepada ASM kisah Tuhan Yesus sewaktu berjalan diatas air disaksikan oleh murid-muridNya.
  2. Mengajarkan kepada ASM bahwa iman memungkinkan segala sesuatu dilakukan asal hati kita percaya dan tidak bimbang. Iman ini kita peroleh ketika kita sungguh-sungguh memandang kepada Tuhan dan percaya tanpa ragu bahwa kuasaNya sanggup melakukan bahkan yang mustahil sekalipun.
  3. Mendorong ASM untuk memiliki iman dan keyakinan yang kuat bahwa tidak ada yang mustahil terjadi ketika mereka sungguh-sungguh memandang kepada Tuhan dan percaya pada kuasaNya.

 Penjabaran Materi: 
  1. Peristiwa ini terjadi setelah pada hari sebelumnya Tuhan Yesus memberi makan 5000 orang yang terus menerus mengikuti perjalananNya. Dengan kuasaNya Ia membuat 2 potong ikan dan 5 potong roti menjadi hidangan yang mengenyangkan orang banyak bahkan masih tersisa 12 keranjang.
  2. Orang banyak yang menyaksikan peristiwa ini sangat takjub dan melihat bahwa Tuhan Yesus bukanlah manusia sembarangan melainkan seorang Nabi yang hadir ditengah-tengah mereka. Bahkan demonstrasi kuasa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus membuat orang-orang ini berencana membawa paksa diriNya untuk diangkat sebagai raja. Tuhan Yesus tentu saja tidak mau mengikuti kemauan mereka. Ia pun memutuskan untuk menyingkir  (16:14-15)
  3. Hari beranjak malam. Tuhan Yesus  belum bergabung dengan para murid tatkala mereka pergi ke danau lalu naik ke atas perahu. Saat itu mereka berada di tepi danau Galilea, hendak berlayar dan menyeberang.
  4. Belum tiba di seberang, perahu yang mereka tumpangi mendadak diserang angin kencang yang menyebabkan laut bergelora. Perahu mulai terhempas. Murid-murid pun bergegas mendayung sekuat tenaga hingga  dua tiga mil jauhnya. Tak disangka-sangka, tatkala sibuk mendayung perahu, sesosok tubuh terlihat berjalan ke arah mereka. Sosok ini sama sekali tidak takut pada gelombang air, malah justeru berjalan di atasnya. Murid-murid ketakutan. Akan tetapi ketika Orang tersebut menyatakan diriNya yang tidak lain adalah Tuhan Yesus sendiri, lenyaplah rasa takut mereka. Segera mereka menaikkan Dia ke atas perahu. Seketika, perahu tersebut tiba di pantai yang mereka tuju.
Aplikasi :
  1.  Kehidupan anak-anak Tuhan tidak selamanya berjalan mulus. Ibarat perjalanan perahu di tengah laut, sering kali gelombang badai mengancam dan berusaha menenggelamkan. Namun belajar dari kisah murid-murid, anak-anak Tuhan hanya perlu memandang kepada Tuhan dan mengizinkanNya untuk naik ke atas perahu, maka badai sekuat dan sebesar apapun tidak akan menghancurkan apalagi menenggelamkan. Oleh sebab itu pandanglah Tuhan, percayalah kepadaNya dan izinkanlah Ia naik ke atas perahu. Niscaya kita pun akan tiba di tujuan  dengan selamat.

Jumat, 02 September 2016

A TIME TO KILL OR NOT

Bahan Bacaan : 1 Samuel 24:1-23

Tujuan Pengajaran :

  1. Memberitahukan kepada ASM kisah Daud ketika mendapat kesempatan untuk mengalahkan dan membunuh Saul, namun tidak dilakukannya.
  2. Mengajarkan kepada ASM untuk memahami bahwa tidak semua yang terlihat benar dalam pemandangan mereka, Tuhan izinkan untuk dilakukan. Diperlukan self controled yang baik, terlebih dalam menghadapi situasi yang sangat menggoda untuk melakukan sebuah tindakan sekalipun hal tersebut terasa benar dan masuk akal.
  3. Mendorong ASM untuk meminta hikmat dari Tuhan agar memiliki self control yang baik dan tidak mudah jatuh dalam situasi-situasi yang menjebak.
Penjabaran Materi:
  1. Raja Saul menaruh sakit hati dan permusuhan kepada Daud, seorang yang telah diangkatnya sendiri sebagai salah satu panglima perangnya. Bahkan, Saul sendiri telah memberikan salah seorang anak gadisnya untuk diperisteri oleh Daud. Kenyataan itu tidak bisa menghapus iri hati raja Saul kepada Daud yang saat itu dia rasa mulai mengalahkan kemasyhurannya sebagai raja Israel. Hampir seluruh penduduk Israel kagum dan memuja Daud, seorang pahlawan yang gagah perkasa dan selalu menang dalam setiap pertempuran yang dipimpinnya.
  2. Raja Saul memutuskan untuk membinasakan Daud. Ia berulangkali mencoba untuk melenyapkan Daud untuk selamanya. Namun usaha tersebut selalu gagal. Daud selalu bisa lolos dari setiap upaya yang dilakukan raja Saul. Daud memilih melarikan diri dari pada harus berhadapan secara langsung dengan raja Saul.
  3. Seperti yang terjadi saat itu. Raja Saul mendengar informasi tentang keberadaan Daud. Tidak menunggu lama, ia bergegas membawa 3 ribu prajurit terpilih untuk memburu Daud. Namun tiba-tiba sampai di daerah tersebut, raja Saul merasa harus buang air. Ia kemudian masuk ke salah satu gua yang ada di sana. Pada saat yang sama, tidak dinyana, Daud dan pasukannya sedang bersembunyi dibalik gua tersebut. Raja Saul sama sekali tidak menyadari keberadaan mereka. 
  4. Dalam situasi seperti itu sesungguhnya  hal yang mudah bagi Daud untuk bertindak dan melakukan sesuatu atas raja Saul. Ia bisa menyerang dan membunuh Saul. Ia bisa menangkap dan menyandera raja Saul serta memaksanya melakukan apa yang dikehendakinya. Dengan demikian, Daud bisa membalaskan kepada Saul hal yang jahat seperti yang diperbuat Saul kepadanya bahkan sekaligus ia bisa merebut tahta kerajaan dari tangan Saul.
  5. Akan tetapi Daud tidak mau gegabah. Ia sadar, Tuhan tidak akan berkenan pada pembalasan seperti itu. Sekalipun Daud telah diurapi sebelumnya oleh nabi Samuel menjadi raja atas Israel, Saul tetap masih sebagai raja yang sah sampai Tuhan sendiri akan bertindak atas Saul. Oleh sebab itu, Daud memutuskan untuk mendatangi Saul secara diam-diam dan memotong bagian belakang dari jubahnya.
Aplikasi:
  1. Sebagai anak-anak Tuhan, terkadang kita menghadapi situasi seperti yang dialami oleh Daud. Melakukan sesuatu yang terasa benar namun sesungguhnya salah dan Tuhan tidak berkenan. Contohnya mengambil paksa kembali barang yang dipinjam teman, namun ia "lupa" mengembalikannya;  mengambil diam-diam uang celengan yang telah diperintahkan orang tua untuk disimpan karena kita butuh untuk membeli sesuatu, membalaskan kepada teman kita hal yang sama, karena kita anggap telah merugikan kita, dsb. Hal-hal tersebut tidak diperbolehkan meskipun kita merasa mimiliki hak untuk melakukannya. Tuhan ingin dalam segala sesuatu yang kita lakukan, kita bersandar pada hikmatNya.




GOD, GIANTS AND GRASHOPPERS

Bahan Bacaan : Bilangan 13:1-13

Tujuan Pengajaran :
  1.  Memberitahukan kepada ASM kisah tentang 12  pengintai yang diutus Musa untuk menyelidiki tanah Kanaan sebelum bangsa Israel kemudian merebut dan menakklukkannya.
  2.       Mengajarkan kepada ASM bahwa Allah memiliki kuasa mengatasi segala persoalan  dan ketakutan yang kita miliki. Masalah yang terlihat besar dimata manusia sesungguhnya adalah kecil dimata Tuhan.
  3. Mendorong ASM memiliki keyakinan bahwa Allah sanggup menolong mereka mengatasi segala ketakutan dan kekhawatiran yang mereka miliki. Yang perlu dilakukan hanya percaya dan mengandalkan Tuhan dalam segala hal.

PENJABARAN MATERI :

  1. Bangsa Israel telah terbebas dari perbudakan bangsa Mesir. Di bawah kepemimpinan Musa dan Harun, bangsa Israel berjalan melintasi padang gurun selama 40 tahun lamanya. Seperti yang telah Tuhan janjikan sebelumnya, mereka akan dibawa masuk ke tanah perjanjian yang telah Tuhan tetapkan menjadi milik pusaka bagi anak cucu mereka kelak.
  2. Tanah yang dimaksud adalah tanah yang terkenal dengan kesuburan dan kemakmurannya. Bahkan digambarkan tanah itu sebagai tanah yang berlimpah susu dan madu. Penduduk tanah tersebut pun bukanlah orang-orang sembarangan. Mereka adalah orang-orang yang berperawakan besar dan kuat. Selain itu postur tubuh mereka juga lebih tinggi dari postur rata-rata tubuh manusia. Tentu saja, ini membuat siapapun yang memiliki maksud untuk melawan dan menguasai tanah mereka, harus berpikir 100 kali sebelum melakukannya
  3. Firman Tuhan kemudian datang kepada Musa, Menyuruh ia memilih beberapa orang untuk pergi memata-matai daerah yang bernama tanah Kanaan itu. Orang-orang tersebut merupakan orang-orang yang dipilih dari setiap suku nenek moyang bangsa Israel. Mereka adalah pemimpin dari masing-masing suku.
  4. Ke 12 belas orang pengintai yang dipilih tersebut pergi untuk melakukan pengintaian. Mereka berjalan masuk ke tanah Kanaan dan mengamatinya dengan baik. Mereka sangat kagum dengan kesuburannya, namun merasa gentar dengan penduduknya yang luarbiasa besar dan kuat. Dari pengintaian itu mereka membawa pulang kepada Musa beberapa hasil tanah negeri itu seperti anggur, buah ara dan buah delima.
  5. Dihadapan Musa, ke 12 pengintai memaparkan hasil pengamatan mereka. 10 orang berkata bahwa mereka tidak akan mungkin bisa masuk dan menguasai negeri Kanaan itu karena penduduknya jauh lebih besar dan kuat daripada mereka. Ibarat belalang melawan raksasa, apabila orang-orang Israel tetap maju berperang melawan mereka.
  6. Akan tetapi salah seorang dari antara ke 12 pengintai itu berpendapat lain. Mendengar 10 orang rekannya berbicara seperti itu, Kaleb, demikian namanya justeru berkata sebaliknya. Kaleb mengatakan bahwa mereka tetap dapat maju dan akan mengalahkan penduduk negeri itu. Ini merupakan sebuah keyakinan berdasarkan iman yang dimiliki oleh Kaleb bahwa Tuhan akan menyertai mereka. Kaleb percaya Tuhan sendirilah yang telah berjanji memberikan tanah yang sangat menggiurkan itu kepada mereka,dan oleh sebab itu Ia pasti akan memberikan kemenangan kepada mereka sekalipun kelihatan hal itu sangat mustahil.


APLIKASI :

  1. Dalam kehidupan anak-anak Tuhan  seringkali terdapat banyak perkara dan persoalan yang menimbulkan kegentaran dan ketakutan. Apalagi saat masalah itu terlihat jauh lebih besar dari kekuatan yang kita punya untuk menghadapinya. Kita terasa begitu kecil dan tidak berdaya. Saat-saat seperti itu, setiap anak-anak Tuhan harus ingat bahwa mereka memiliki Tuhan yang jauh lebih besar kuasaNya dari persoalan yang sedang mereka hadapi. Sumber kekuatan adalah Tuhan. Oleh sebab itu, andalkanlah Dia senantiasa.