Jumat, 02 September 2016

A TIME TO KILL OR NOT

Bahan Bacaan : 1 Samuel 24:1-23

Tujuan Pengajaran :

  1. Memberitahukan kepada ASM kisah Daud ketika mendapat kesempatan untuk mengalahkan dan membunuh Saul, namun tidak dilakukannya.
  2. Mengajarkan kepada ASM untuk memahami bahwa tidak semua yang terlihat benar dalam pemandangan mereka, Tuhan izinkan untuk dilakukan. Diperlukan self controled yang baik, terlebih dalam menghadapi situasi yang sangat menggoda untuk melakukan sebuah tindakan sekalipun hal tersebut terasa benar dan masuk akal.
  3. Mendorong ASM untuk meminta hikmat dari Tuhan agar memiliki self control yang baik dan tidak mudah jatuh dalam situasi-situasi yang menjebak.
Penjabaran Materi:
  1. Raja Saul menaruh sakit hati dan permusuhan kepada Daud, seorang yang telah diangkatnya sendiri sebagai salah satu panglima perangnya. Bahkan, Saul sendiri telah memberikan salah seorang anak gadisnya untuk diperisteri oleh Daud. Kenyataan itu tidak bisa menghapus iri hati raja Saul kepada Daud yang saat itu dia rasa mulai mengalahkan kemasyhurannya sebagai raja Israel. Hampir seluruh penduduk Israel kagum dan memuja Daud, seorang pahlawan yang gagah perkasa dan selalu menang dalam setiap pertempuran yang dipimpinnya.
  2. Raja Saul memutuskan untuk membinasakan Daud. Ia berulangkali mencoba untuk melenyapkan Daud untuk selamanya. Namun usaha tersebut selalu gagal. Daud selalu bisa lolos dari setiap upaya yang dilakukan raja Saul. Daud memilih melarikan diri dari pada harus berhadapan secara langsung dengan raja Saul.
  3. Seperti yang terjadi saat itu. Raja Saul mendengar informasi tentang keberadaan Daud. Tidak menunggu lama, ia bergegas membawa 3 ribu prajurit terpilih untuk memburu Daud. Namun tiba-tiba sampai di daerah tersebut, raja Saul merasa harus buang air. Ia kemudian masuk ke salah satu gua yang ada di sana. Pada saat yang sama, tidak dinyana, Daud dan pasukannya sedang bersembunyi dibalik gua tersebut. Raja Saul sama sekali tidak menyadari keberadaan mereka. 
  4. Dalam situasi seperti itu sesungguhnya  hal yang mudah bagi Daud untuk bertindak dan melakukan sesuatu atas raja Saul. Ia bisa menyerang dan membunuh Saul. Ia bisa menangkap dan menyandera raja Saul serta memaksanya melakukan apa yang dikehendakinya. Dengan demikian, Daud bisa membalaskan kepada Saul hal yang jahat seperti yang diperbuat Saul kepadanya bahkan sekaligus ia bisa merebut tahta kerajaan dari tangan Saul.
  5. Akan tetapi Daud tidak mau gegabah. Ia sadar, Tuhan tidak akan berkenan pada pembalasan seperti itu. Sekalipun Daud telah diurapi sebelumnya oleh nabi Samuel menjadi raja atas Israel, Saul tetap masih sebagai raja yang sah sampai Tuhan sendiri akan bertindak atas Saul. Oleh sebab itu, Daud memutuskan untuk mendatangi Saul secara diam-diam dan memotong bagian belakang dari jubahnya.
Aplikasi:
  1. Sebagai anak-anak Tuhan, terkadang kita menghadapi situasi seperti yang dialami oleh Daud. Melakukan sesuatu yang terasa benar namun sesungguhnya salah dan Tuhan tidak berkenan. Contohnya mengambil paksa kembali barang yang dipinjam teman, namun ia "lupa" mengembalikannya;  mengambil diam-diam uang celengan yang telah diperintahkan orang tua untuk disimpan karena kita butuh untuk membeli sesuatu, membalaskan kepada teman kita hal yang sama, karena kita anggap telah merugikan kita, dsb. Hal-hal tersebut tidak diperbolehkan meskipun kita merasa mimiliki hak untuk melakukannya. Tuhan ingin dalam segala sesuatu yang kita lakukan, kita bersandar pada hikmatNya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar